Diam, bisu, terbujur kaku.
Menanti matahari memihak awan putih
dan menyingkirkan kegelapan dari muka bumi
Aku yang menanti menanyakan nasib diri.
Tentang cinta sejati,
tentang sesuatu yang tak pasti.
Berilah aku isyarat,
kemana aku harus berjalan,
Haruskah aku mendayung perahu menuju hulu
atau haruskah aku kehilir
untuk menemukan muara cinta
tempat kutambatkan hati
Sekali waktu aku juga ingin mengikuti hembusan angin.
Kukepakkan sayap lebar-lebar dan terbang tinggi.
Siapa tahu kutemukan tambatan hati
diantara indahnya pemandangan yang ku lalui
Tapi bagaimana aku mau mendayung
bila perahuku karam ditelan ombak
dan bagaimna aku mau terbang tinggi
bila sayapku rapuh dan tak dapat aku kapakkan
Sekali waktu aku harus sadari
bahwa ternyata hidup adalah menanti
0 Comment to "Sekali waktu"
Post a Comment