Lebaran 2016 ini diramaikan oleh
lima film Indonesia yang memiliki kualitas hampir sama rata. Mulai dari Rudy
habibie, Koala Kumal, ILY 38000 ft, Jilbab Traveler : Love Spark In Korea dan
tentu saja Sabtu Bersama Bapak, kesemuanya digarap dengan niat yang sungguh-sungguh.
Saya sendiri berkesempatan menonton film Sabtu Bersama Bapak di hari pertama
penayangannya.
Film Sabtu bersama Bapak bercerita
tentang Gunawan yang memiliki seorang istri, Itje, dan dua anak kecil: Satya
dan Cakra. Hidup mereka berubah ketika Gunawan tahu hanya memiliki satu tahun
lagi untuk hidup. Gunawan memutuskan, kematian tak boleh membatasinya dari
menyayangi kedua anak. Ia membuat banyak rekaman berisikan pesan-pesan untuk
kedua anaknya. Setelah Gunawan berpulang, Itje, sang istri memutuskan agar
kedua anak dapat bertemu sang bapak satu kali seminggu, setiap hari Sabtu.
Kehidupan Itje, Satya dan Cakra,
berlanjut. Satya sudah beristri, Rissa, tiga anak laki. Satya bekerja sebagai
tenaga offshore di lepas pantai Denmark. Cakra (30) menjadi deputi direktur di
sebuah bank asing di Jakarta dan masih menjomblo. Itje, tetap sendiri
menjalankan bisnis warung makannya di Bandung. Mengikuti pesan sang bapak,
Satya terlalu kaku dengan pemikirannya dan berjarak dengan sang istri.
Mengikuti pesan sang bapak, Cakra fokus bertahun-tahun menyiapkan materi
sehingga lupa bahwa menyiapkan diri untuk mencari pasangan. Itje menyimpan
sebuah rahasia, dan tidak ingin kedua anaknya tahu. Sewaktu kecil, mereka tidak
menyusahkan Itje, Sekarang, Itje tidak ingin menyusahkan mereka.
Alih-alih menjadi film yang
mengharu biru seperti trailer yang diputar di tv-tv nasional, Saya malah sering
dibuat tertawa oleh film ini. Tak heran karena sutradaranya yaitu Monti Tiwa
lebih sering menggarap film-film bergene komedi sebut saja seri Get Merried. Dengan
penataan kamera dan penggambaran latar yang cukup baik namun tak istimewa film
ini cukup mampu membawa kita masuk ke dalam penceritaan di filmnya.
Film ini juga didukung oleh
penampilan apik para pemainnya seperti Abimana Aryasatya, Ira Wibowo, Arifin
Putra, Acha Septriasa, dan Sheila Dara Aisha. Namun yang paling menonjol dari
semuanya menurut saya adalah Deva Mahendra. Memerankan sosok Cakra yang pemalu
dan canggung Deva Mahendra berhasil mengeksekusinya dengan baik dan kerena dia
lah film ini begitu hidup. Dari jajaran pemeran pendukung tampaknya Jennifer
Arnelita dan Ernest Prakasa berhasil memberikan kesegaran tersendiri.
Meski saya banyak dibuat tertawa
bukan berarti tidak ada sedihnya. Penataan musik oleh Ganden Bramanto lewat
alunan biola telah berhasil menyayat-nyayat hati saya. Pemilihan soundtrack
film ini juga terbilang cukup pas untuk menggambarkan situasi dari para tokoh-tokonya.
Film perdana dari Max Pictures ini tampaknya akan menjadi film pembuka yang
berkesan dari film-film yang akan mereka garap selanjutnya.
Film Sabtu Bersama Bapak sangat
cocok ditonton bersama seluruh keluarga di momen lebaran. Lewat pengisahan yang
baik dan dibumbui unsur komedi yang cukup kental kita akan sekali-sekali
tertawa dan sekali-kali terenyuh dengan jalan ceritanya.
0 Comment to "Sabtu Bersama Bapak, Sebuah Film yang Mengajak Kita Terharu Sekaligus Tertawa"
Post a Comment