Thursday 24 September 2009

Puisi-Puisi Galau dan Romantis

Sendiri

Menyebut keterasingan adalah teman dalam hidup
memang bukan sekedar wacana
Sejak asa tertinggal oleh belahan belahan
kasih yang pergi adalah kerinduan yang tersisa

Menyempatkan memanggil namamu
sebelum mataku redup
dan terbawa ke alam bawah sadar
adalah makanan yang khas untuk disantap

Dalam mimpipun
ternyata aku tetap kehilangan
sosok yang selama ini
selalu membalut setiap tetes airmata
yang mengalir di pipiku
sosok yang selama ini
selalu membuat hatiku terjaga dari kesedihan
Kini sendiri adalah sepi
yang membelenggu mimpi
menjadi khayalan masa lalu
kini sendiri adalah teman sejati
yang menemani di dalam mimpi




Sabda Nirwana


Sentuh sudut hatimu dengan tangan-tangan asa
rasakan setiap nafas yang membacakan kalimat kasih
terjemahkan bahasa cintanya dengan kamus bahasa nirwana
tafsirkan dengan ilmu tentang ketulusan
 
Rasakan lagi setiap jiwa yang bergetar
tangkap dengan hati, apa yang menjadi pesan
pilih setiap kata yang bermakna dan artikan dengan penuh kesungguhan

Lihatlah ke arah mana mata memandang
adakah kuntum-kuntum bunga yang merekah
dibalik senyum penggembala yang  kehausan
 
Lihat lagi siapa yang bicara
perhatikan dengan sungguh
setiap nada, irama, dan suasana yang terkata
pastikan yang terlontar adalah bambu cinta
pastikan yang melayang adalah panah asmara
cintakah yang memberi kebahagiaan?
maka sambutlah dengan penuh ketulusan
bila siapa bertanya cinta
katakan ini sabda nirwana



Bila Ada

Bila ada kuntum bunga yang mampu bicara tentang perasaan ini 
akan kupetik dia dan ku kirim kepadamu
lewat angin yang berhembus

Bila ada mutiara yang mampu mengungkap perasaan ini dengan keindahannya
akan ku ambil dia dan kukirim kepadamu
bersama perahu yang berlayar di pijak-pijak kehidupanku

Bila Puisi ini bisa membuat kau mengerti tentang perasaan ini
Aku takkan ragu lagi dan ku kirim puisi ini pada Merpati
yang kan hinggap di jendela istanamu




Melati Putih... Jangan Bersedih...

Aku terjaga…
Melihat kau termenung
Wajahmu sayu
Diantara senyum kemuraman

Aku tak bisa berbuat banyak
Untuk meredakan kepedihanmu
Betapapun aku sangat ingin menghiburmu
Mengembalikanmu dari keterpurukan

Melati Putih..
Jangan bersedih…
Angin memang kencang
Tapi kau harus tetap bertahan
Diantara kemelut dunia
Yang semakin menyita pikiran

Melati puith bersabarlah..
Perjalanan masih panjang
Untuk sampai ketujuan
Dan kau harus selalu ingat
Setelah gelap akan datang terang...



Melati Putih

Biarkanlah aku memandangmu
Tak bosan meski berjam-jam
 
Biarkanlah aku didekatmu
Menerawang wajah dan isi hatimu
Biarkanlah aku tertegun didepanmu
Terdiam, membisu
Menatap indah senyummu

Kau adalah kuncup bunga
Di taman khayalanku
Kau melati putih yang kelak
Akan mengharumkan kehidupanku

Indahmu…
Membuat aku ingin menjadi tangkai pijakanmu
dan menggantikan tangkai-tangkai
Tempat kau berpijak selama ini
Tapi kau masih kuncup
Penuh kepolosan dan keluguan

Melati putih..
Suatu saat kau kan mekar
Menjadi sesosok yang mengagumkan
Dan saat itu… Aku ingin menjadi tangkaimu
Agar aku selalu dapat berada disismu

Bungaku…
Janganlah kau berpaling
Karna aku akan sedih
Kalau kau mencari tangkai yang lain

Melati Puith…
Untuk saat ini Aku hanya bahagia
Bila bersama denganmu



Siksa Hati

Aku yang berada di persimpangan
antara kebencian atau kasih saying
Persimpangan itu bernama cinta
Manis,  pahit, dan segala rahasianya

Seharusnya …
Aku tak berada di persimpangan itu
Seharusnya aku memilih salah satu jalan diantaranya

Seharusnya aku berada diantara Cahaya-cahaya yang menyinari
Diantara bunga-bunga yang semerbak
Tersenyum bersama rautku yang muram

Tapi…..
Tak bolehkah rautku tersenyum?
Walau berada diantara kepekatan-kepekatan
yang sinis dan memusuhi
Haruskah mulutku berbohong?
Demi senyum-senyum indah menawan
atau haruskah aku tersenyum?
Meski senyum-senyum itu tak lagi menawan



Senyummu indahmu

Kau yang dingin menghampiri mimpiku
dan melukiskan namamu.
Kau cantik meski tanpa senyum
dan itu memang sisi cantikmu

Kau ramah saat berbicara
kuharap selamanya kan begitu karena itu pribadimu
Kau tampak indah bila kau tersenyum.

Jiwakupun tersentuh, mataku terpana dan hatiku berbunga
Kau bagai lukisan dan hatimu pelukisnya.

Ketika kau bahagia senyummu kan nampak
dan ketika kau berduka maka sedihmu kan terlihat
 
Tapi yang kutahu kau jarang tersenyum.
Kau lebih sering berwajah asam karena itu sisi cantikmu
Tapi alangkah bahgianya aku
bila kau selalu tersenyum
karena senyummu itulah indahmu



Yang Terindu

Yang terindu di ujung sana
ku sampaikan salamku lewat mimpi indahmu
Yang terindu di peraduan cinta
rasakan kehadiranku
bersama angin yang berhembus dan,
bersama air yang mengalir

Rasakan kehadiranku
bersama terbitnya matahari di ufuk timur
bersama lukisan malam yang bertaburan bintang
Yang terindu ingatlah aku
agar cintamu tak pernah lapuk dimakan waktu

Ingatlah aku pada cermin yang kau tatap
ingatlah aku pada langit biru yang bercahaya
dan ingatlah aku pada indahnya segala nuansa

Yang terindu ingatlah aku
Yang terindu aku selalu sayang kamu
Yang terindu tidurlah
bersama mimpi tentang bintang-bintang
dalam nyanyian cinta kita



Bukan Teristimewa

Jangan menatapku dengan senyuman
bila itu tak menyampaikan sebuah arti
tataplah aku sebagaimana biasa
agar aku tak berharap sesuatu yang lain

Jangan menoleh padaku dengan sebuah harapan
tapi menolehlah padaku...
seolah ada pertanyaan dalam dirimu
agar aku tak termakan asa-asa yang terkapar

Jangan pertanyakan puisi-puisi ku
sebab dia bisu
jangan tanyakan padanya
apa arti dari kalimat-kalimatnya
sebab dia takkan pernah menjawab
tanyakanlah sebuh tanda tanya
pada relung hati mu yang terdalam
bacalah kalimatnya
sampai kau mengerti dan memahami
bahwa aku bukanlah teristimewa



Salah dan Mengalah

Bila aku selalu salah
Sediakan maaf untukku
Bila aku tak selalu benar
Tolong ingatkan aku


Bila aku terbawa ego
Rasuki jiwaku
Biar kau bisa lihat
Kenapa aku begitu


Setelah itu...
Biar perasaanmu menilai semuanya
Apakah aku begini karena ego?
Atau karna rasa sayangku ke kamu
Entahlah...
Biar hatimu menilainya



Gak Ngerti...

Sehari kemarin ..
Aku bilang aku sayang kamu
Sehari kemarin aku bilang aku butuh kamu
Disampingku
agar kau mengerti tentang perasaanku
Agar aku …
Tak terbawa sesal
Karena kau tak pernah mengerti aku


Dan hari ini..
Sesal dan kesal menghampiriku 
Bukan karenamu, bukan karena cinta 
Tapi karena aku
Yang tak pernah bisa membuatmu mengerti 
Bahwa aku sayang kamu 
Bahwa aku butuh kamu

Akhirnya…
Ketidakmengertian itu yang membuat kita salah arti
Ketidakmengertian itu yang membuat kita diam
Padahal aku sayang 
Padahal aku cinta
Kalau kamu harus tahu



Kau

Kau bayang-bayang fatamorgana
Kau ada tapi tak sempurna
tak bisa kusapa hanya bisa kutata
Kau seakan beku walau kau bukan kutub es.

Kau seakan diam tak mampu tuk tersenyum
Sesungguhnya aku segan memandangmu
karena bekunya wajahmu.
Sesungguhnya aku segan menyapamu
karena dinginnya sikapmu

Aku diam terpaku
tak dapat berjalan apalagi berlari untuk menghampirimu
Kau bagai lukisan indah.
Hanya bisa kutatap tanpa ada komunikasi.
Kau bagi patung sang dewi
hanya dapat kupandang indahnya corakmu
Tapi aku tak mampu mengenalmu
karena tak ada sepatah kata



Rona

Hai wajah kau tampak sayu
seperti langit yang mendung saat hujan akan turun
Kau seperti bulan kesiangan
teramat pucat dan tampak tak bergairah

Sesungguhnya ada apa dengan kau
hingga engkau seperti ini
adakah yang menyakitimu
atau adakah sesuatu yang membuatmu bersedih

Aku disini akan menemanimu
dan aku rela untuk menjadi sandaranmu
Duhai wajah tersenyumlah,
seiring mentari menyambut hari
pandanglah kedepan
karena kehidupan masih panjang 

Share this

0 Comment to "Puisi-Puisi Galau dan Romantis"

Post a Comment