Kesalahan adalah bagian konversasi atau komposisi
yang menyimpang dari beberapa norma baku (atau norma terpilih) dari performansi
bahasa orang dewasa (Dulay [et all], 1982 : 277).
Menganalisis kesalahan berbahasa mengandung dua
maksud utama, yaitu:
1) untuk memperolah data yang dapat
dipergunakan untuk membuat atau menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai hakikat
proses
belajar bahasa;
2) untuk memberikan indikasi atau petunjuk
kepada para guru dan para pengembang kurikulum, bagian mana dari bahasa sasaran
yang paling sukar diproduksi oleh para pelajar secara baik dan benar, serta
tipe kesalahan mana yang paling menyukarkan atau mengurangi kemampuan pelajar
untuk berkomunikasi secara efektif (Dulay[et al], 1982 : 138).
Mengetahui kesalahan berbahasa mengandung beberapa
keuntungan, antara lain:
1)
untuk mengetahui sebab-musabab
kesalahan itu;
2)
untuk mengetahui latar belakang
kesalahan tersebut;
3)
untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat
oleh para pelajar;
4)
untuk mencegah atau menghindari
kesalahan yang sejenis pada waktu yang akan datang, agar para pelajar dapat
menggunakan bahasa dengan baik dan benar;
Ada pakar yang membedakan kesalahan berbahasa atas
dua jenis yaitu:
1)
kesalahan yang disebabkan oleh
faktor-faktor kesalahan, keletihan, dan kurangnya perhatian, yang oleh Chomsky
(1965) disebut faktor performasi, kesalahan
performansi ini yang merupakan kesalahan penampilan, dalam beberapa kepustakaan
disebut “mistakes”;
2)
kesalahan yang diakibatkan oleh
kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa, yang disebut oleh Chomsky
(1965) sebagai faktor kompetensi, merupakan
penyimpangan-penyimpangan sistematis yang disebabkan oleh pengetahuan pelajar
yang sedang berkembang mengenai sistem B2 (atau bahasa kedua) disebut “errors” (Corder, 1967)
Ada pula pakar yang membuat kategorisasi kesalahan
berbahasa seperti berikut ini:
1)
Inference-like Goofs:kesalahan
yang mencerminkan atau merefleksikan struktur bahasa ibu atau bahasa asli (native language), dan yang tidak
terdapat pada data pemerolehan bahasa pertama(PB1) yang berasal dari bahasa
sasaran.
2)
L1 Developmental goofs: kesalahan yang
tidak mencerminkan atau merefleksikan struktur bahasa ibu, tetapi terdapat pada
data PB1 bahasa sasaran.
3)
Ambiguous goofs; kesalahan yang dapat dikategorikan
sebagai inference-like Goofs maupun
sebagai L1 developmental Goofs.
4)
Unique Goofs: kesalahan yang tidak merefleksikan
bahasa pertama (B1) dan juga tidak terdapat pada data PB1 bahasa sasaran.
2.3.1.
Taksonomi Kategori Linguistik
Taksonomi-taksonomi kategori linguistik mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan
berbahasa berdasarkan komponen linguistik atau unsur linguistik tertentu yang
dipengaruhi oleh kesalahan, ataupun berdasarkan kedua-duanya. Komponen-komponen
bahasa mencakup fonologi (ucapan), sintaksis dan morfologi (tatabahasa;
gramatikal), semantik dan leksikon (makna dan kosakata), dan wacana.
“kesalahan-kesalahan dikategorikan sebagai suatu sarana pembantu dalam
menyajikan data dan juga buat menciptakan suatu dasar bagi spekulasi ekstensial
mengenai sumber-sumber bagi kesalahan tersebut. Dengan alasan ini
kesalahan-kesalahan itu dikategorisasikan secara tradisional ke dalam
kesalahan-kesalahan dalam morfologi, sintaksis, dan kosakata... ketiga kategori
utama ini selanjutnya dibagi lagi atas bagian-bagaian ujaran atau
bagiann-bagaian kalimat yang berbagai ragam...” (Politzer & Ramirez, 1973 :
41)
2.3.2.
Taksonomi Siasat Permukaan
Taksonomi siasat permukaan (atau surface
strategy taxonomy) menyoroti bagaimana cara-caranya struktur-struktur permukaan
berubah.
Kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam taksonomi siasat permukaan ini
adalah:
1) penghilangan (ommision)
2) penambahan (addition)
3) salah formasi (misformation)
4)
salah susun (misodering)
2.3.3.
Taksonomi Komparatif
Klasifikasi kesalahan dalam taksonomi komparatif (comparative taxonomy ) didasarkan pada perbandingan-perbandingan
antara struktur kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe konstruksi tertentu
lainnya. Berdasarkan perbandingan tersebut maka dalam taksonomi komparatif
dapat dibedakan:
1) kesalahan perkembangan (development
errors )
Kesalahan perkembangan ( development
errors ) adalah kesalahan-kesalahan yang sama dengan yang dibuat oleh
anak-anak yang belajar bahasa sasaran sebagai B1 mereka.
2) kesalahan antarbahasa ( interlingual
errors )
Kesalahan antarbahasa atau kesalahan interlingual
sebagai kesalahan yang semataa-mata mengacu kepada kesalahan B2 yang
mencerminkan struktur bahasa asli atau bahasa ibu, tanpa menghiraukan
proses-proses internal atau kondisi-kondisi eksternal yang menimbulkannya.
Kesalahan antar bahasa merupakan kesalahan yang sama dalam struktur bagi
kalimat atau frasa yang berekuivalen secara semantik dalam bahasa ibu sang
pelajar.
3) kesalahan taksa
Kesalahan taksa (ambiguous errors)
adalah kesalahan yang dapat diklasifikasikan sebagai kesalahan perkembangan
atau pun kesalahan antarbahasa.
4) kesalahan lainnya ( other errors )
Selama kesalahan itu tidak dibuat oleh anak-anak dalam perkembangan B1
maka kesalahan itu memang dan harus unik bagi para pelajar B2 dan selanjutnya,
selagi kesalahan itu bukan kesalahan antarbahasa, maka setidak-tidaknya
beberapa diantaranya harus merupakan refleksi unik atau pencerminan khas dari
konstruktif kreatif.
2.3.4.
Taksonomi Efek Komunikatif
Taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadapi
kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca.
Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena
kesalahan-kesalahan yang ada, maka dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan,
yaitu.
1) Kesalahan global atau global
errors
kesalahan yang mempengaruhi keseluruhan organisasi kalimat sehingga
benar-benar mengganggu kominikasi.
2) Kesalahan lojkan atau local errors
Kesalahan yang mempengaruhi sebuah unsur dalam kalimat yang biasanya
tidak mengganggu komunikasi secara signifikan.
2.3.5.
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu “proses”. Sebagai suatu
proses maka ada prosedur yang harus dituruti selaku pedoman kerja. Prosedur ini
terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1) memilih korpus bahasa
2) mengenali kesalahan dalam korpus
3) mengklasifikasikan kesalahan
4) menjelaskan kesalahan
5) mengevaluasi kesalahan
“Analisis
kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur yang digunakan oleh para peneliti dan
para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan
kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sampel tersebut, pendeskripsian
kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasiannya berdasarkan sebab-sebabnya yang
telah dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya” (Ellis, 1987 : 296;
Ellis, 1984 : 10).
2.3.6.
Koreksi Kesalahan Bahasa Lisan
Johansson (1973) berpendapat bahwa keterpahaman dan gangguan yang
hendaknya mendapat prioritas pertama sebagai kriteria penting yang harus
tetapkan dalam memutuskan kesalahan mana yang harus dikoreksi.
A. Koreksi kesalahan bahasa lisan
Walz (1982) mengklasifikasikan berbagai prosedur KK ke dalam tiga
kategori utama, yaitu:
1) koreksi diri sendiri dengan bantuan guru
2) koreksi sesama teman
3) koreksi guru
B. Koreksi kesalahan bahasa tulis
Dalam kegiatan mengoreksi atau memperbaiki kesalahan bahasa tulis para
pelajar, sang guru dapat menggunakan berbagai teknik ; yang terpenting atau
yang biasa dimanfaatkan adalah;
1) teknik koreksi langsung (derect correctiaon theniques)
2)
teknik koreksi tidak langsung (inderect correctiaon theniques)
2.3.7.
Sebuah Kesalahan ABK Indonesia
Berdasarkan teori-teori yang telah dibicarakan itu kita ingin
mengusulkan sebuah model Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia (AKBI).
Taksonomi kategori linguistik dipergunakan sebagai dasar. Unsur-unsur yang
termasuk ke dalam kategori linguistik itu adalah:
A.
fonologi, yang mencakup ucapan bagi
bahasa lisan, dan ejaan bagi bahasa tulis;
1)
kesalahan ucapan adalah kesalahan
mengucapkan kata sehingga menyimpang dari ucapan baku atau bahkan menimbulkan
perbedaan makna.
2)
kesalahan ejaan adalah kesalahan
menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda baca.
B.
morfologi, yang mencakup prefiks,
infiks, sufiks, konfiks, simulfiks, perulangan kata. Kesalahan morfologi adalah
kesalahan memakai bahasa disebabkan salah memilih afiks;; salah menggunakan
kata ulang; salah menyusun kata majemuk, dan saah memilih bentuk kata.;
C.
sintaksis, yang mencakup frasa, klausa,
kalimat. Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan stuktur frasa,
klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel.;
D.
leksikon atau pilihan kata. Kesalahan
leksikon adalah kesalahan memakai kata yang tidak atau kurang tepat.
0 Comment to "Analisis Kesalahan dalam Berbahasa Indonesia"
Post a Comment