Tuesday 1 December 2015

Analisis Kesalahan dalam Berbahasa Indonesia


Kesalahan adalah bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari beberapa norma baku (atau norma terpilih) dari performansi bahasa orang dewasa (Dulay [et all], 1982 : 277).
Menganalisis kesalahan berbahasa mengandung dua maksud utama, yaitu:
1)     untuk memperolah data yang dapat dipergunakan untuk membuat atau menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai hakikat proses
belajar bahasa;
2)        untuk memberikan indikasi atau petunjuk kepada para guru dan para pengembang kurikulum, bagian mana dari bahasa sasaran yang paling sukar diproduksi oleh para pelajar secara baik dan benar, serta tipe kesalahan mana yang paling menyukarkan atau mengurangi kemampuan pelajar untuk berkomunikasi secara efektif (Dulay[et al], 1982 : 138).

Mengetahui kesalahan berbahasa mengandung beberapa keuntungan, antara lain:
1)            untuk mengetahui sebab-musabab kesalahan itu;
2)            untuk mengetahui latar belakang kesalahan tersebut;
3)            untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh para pelajar;
4)            untuk mencegah atau menghindari kesalahan yang sejenis pada waktu yang akan datang, agar para pelajar dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar;

Ada pakar yang membedakan kesalahan berbahasa atas dua jenis yaitu:
1)            kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor kesalahan, keletihan, dan kurangnya perhatian, yang oleh Chomsky (1965) disebut faktor performasi, kesalahan performansi ini yang merupakan kesalahan penampilan, dalam beberapa kepustakaan disebut “mistakes”;
2)            kesalahan yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa, yang disebut oleh Chomsky (1965) sebagai faktor kompetensi, merupakan penyimpangan-penyimpangan sistematis yang disebabkan oleh pengetahuan pelajar yang sedang berkembang mengenai sistem B2 (atau bahasa kedua) disebut “errors” (Corder, 1967)

Ada pula pakar yang membuat kategorisasi kesalahan berbahasa seperti berikut ini:
1)            Inference-like Goofs:kesalahan yang mencerminkan atau merefleksikan struktur bahasa ibu atau bahasa asli (native language), dan yang tidak terdapat pada data pemerolehan bahasa pertama(PB1) yang berasal dari bahasa sasaran.
2)            L1 Developmental goofs: kesalahan yang tidak mencerminkan atau merefleksikan struktur bahasa ibu, tetapi terdapat pada data PB1 bahasa sasaran.
3)            Ambiguous goofs; kesalahan yang dapat dikategorikan sebagai inference-like Goofs maupun sebagai L1 developmental Goofs.
4)            Unique Goofs: kesalahan yang tidak merefleksikan bahasa pertama (B1) dan juga tidak terdapat pada data PB1 bahasa sasaran.  

2.3.1.   Taksonomi Kategori Linguistik
Taksonomi-taksonomi kategori linguistik mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan, ataupun berdasarkan kedua-duanya. Komponen-komponen bahasa mencakup fonologi (ucapan), sintaksis dan morfologi (tatabahasa; gramatikal), semantik dan leksikon (makna dan kosakata), dan wacana.
“kesalahan-kesalahan dikategorikan sebagai suatu sarana pembantu dalam menyajikan data dan juga buat menciptakan suatu dasar bagi spekulasi ekstensial mengenai sumber-sumber bagi kesalahan tersebut. Dengan alasan ini kesalahan-kesalahan itu dikategorisasikan secara tradisional ke dalam kesalahan-kesalahan dalam morfologi, sintaksis, dan kosakata... ketiga kategori utama ini selanjutnya dibagi lagi atas bagian-bagaian ujaran atau bagiann-bagaian kalimat yang berbagai ragam...” (Politzer & Ramirez, 1973 : 41)

2.3.2.   Taksonomi Siasat Permukaan
Taksonomi siasat permukaan (atau surface strategy taxonomy) menyoroti bagaimana cara-caranya struktur-struktur permukaan berubah.
Kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam taksonomi siasat permukaan ini adalah:
1)     penghilangan (ommision)
2)     penambahan (addition)
3)     salah formasi (misformation)
4)     salah susun (misodering)

2.3.3.   Taksonomi Komparatif
Klasifikasi kesalahan dalam taksonomi komparatif (comparative taxonomy ) didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara struktur kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya. Berdasarkan perbandingan tersebut maka dalam taksonomi komparatif dapat dibedakan:

1)     kesalahan perkembangan (development errors )
Kesalahan perkembangan ( development errors ) adalah kesalahan-kesalahan yang sama dengan yang dibuat oleh anak-anak yang belajar bahasa sasaran sebagai B1 mereka.

2)     kesalahan antarbahasa ( interlingual errors )
Kesalahan antarbahasa atau kesalahan interlingual sebagai kesalahan yang semataa-mata mengacu kepada kesalahan B2 yang mencerminkan struktur bahasa asli atau bahasa ibu, tanpa menghiraukan proses-proses internal atau kondisi-kondisi eksternal yang menimbulkannya. Kesalahan antar bahasa merupakan kesalahan yang sama dalam struktur bagi kalimat atau frasa yang berekuivalen secara semantik dalam bahasa ibu sang pelajar.
3)     kesalahan taksa
Kesalahan taksa (ambiguous errors) adalah kesalahan yang dapat diklasifikasikan sebagai kesalahan perkembangan atau pun kesalahan antarbahasa.

4)     kesalahan lainnya ( other errors )
Selama kesalahan itu tidak dibuat oleh anak-anak dalam perkembangan B1 maka kesalahan itu memang dan harus unik bagi para pelajar B2 dan selanjutnya, selagi kesalahan itu bukan kesalahan antarbahasa, maka setidak-tidaknya beberapa diantaranya harus merupakan refleksi unik atau pencerminan khas dari konstruktif kreatif.

2.3.4.   Taksonomi Efek Komunikatif
Taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadapi kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca.
Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu.
1)     Kesalahan global atau global errors
kesalahan yang mempengaruhi keseluruhan organisasi kalimat sehingga benar-benar mengganggu kominikasi.

2)     Kesalahan lojkan atau local errors
Kesalahan yang mempengaruhi sebuah unsur dalam kalimat yang biasanya tidak mengganggu komunikasi secara signifikan.

2.3.5.   Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu “proses”. Sebagai suatu proses maka ada prosedur yang harus dituruti selaku pedoman kerja. Prosedur ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1)     memilih korpus bahasa
2)     mengenali kesalahan dalam korpus
3)     mengklasifikasikan kesalahan
4)     menjelaskan kesalahan
5)     mengevaluasi kesalahan
“Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sampel tersebut, pendeskripsian kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasiannya berdasarkan sebab-sebabnya yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya” (Ellis, 1987 : 296; Ellis, 1984 : 10).

2.3.6.   Koreksi Kesalahan Bahasa Lisan
Johansson (1973) berpendapat bahwa keterpahaman dan gangguan yang hendaknya mendapat prioritas pertama sebagai kriteria penting yang harus tetapkan dalam memutuskan kesalahan mana yang harus dikoreksi.

A.      Koreksi kesalahan bahasa lisan
Walz (1982) mengklasifikasikan berbagai prosedur KK ke dalam tiga kategori utama, yaitu:
1)     koreksi diri sendiri dengan bantuan guru
2)     koreksi sesama teman
3)     koreksi guru

B.      Koreksi kesalahan bahasa tulis
Dalam kegiatan mengoreksi atau memperbaiki kesalahan bahasa tulis para pelajar, sang guru dapat menggunakan berbagai teknik ; yang terpenting atau yang biasa dimanfaatkan adalah;
1)     teknik koreksi langsung  (derect correctiaon theniques)
2)     teknik koreksi tidak langsung (inderect correctiaon theniques)
2.3.7.   Sebuah Kesalahan ABK Indonesia
Berdasarkan teori-teori yang telah dibicarakan itu kita ingin mengusulkan sebuah model Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia (AKBI). Taksonomi kategori linguistik dipergunakan sebagai dasar. Unsur-unsur yang termasuk ke dalam kategori linguistik itu adalah:

A.      fonologi, yang mencakup ucapan bagi bahasa lisan, dan ejaan bagi bahasa tulis;
1)     kesalahan ucapan adalah kesalahan mengucapkan kata sehingga menyimpang dari ucapan baku atau bahkan menimbulkan perbedaan makna.
2)     kesalahan ejaan adalah kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda baca.

B.      morfologi, yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfiks, perulangan kata. Kesalahan morfologi adalah kesalahan memakai bahasa disebabkan salah memilih afiks;; salah menggunakan kata ulang; salah menyusun kata majemuk, dan saah memilih bentuk kata.;

C.      sintaksis, yang mencakup frasa, klausa, kalimat. Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan stuktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel.;


D.     leksikon atau pilihan kata. Kesalahan leksikon adalah kesalahan memakai kata yang tidak atau kurang tepat.

Share this

0 Comment to "Analisis Kesalahan dalam Berbahasa Indonesia"

Post a Comment